05/05/12

Satu Lagi Koboi Ngamuk di Manado

Koboi ngamuk dengan pistolnya. Belum lupa Koboi Palmerah Ngamuk yang dilakukan oknum anggota TNI, ada lagi Koboi Ngamuk di Bar Deluxe Manado. Koboi Ngamuk di Bar Deluxe Manado dilakukan Anggota Polisi.

Kapolda Sulut Brigjen Pol Dicky Atotoy berjanji akan bertindak sangat tegas dalam menindaklanjuti dugaan perbuatan tidak terpuji yang dilakukan enam enam anggotanya di Club Deluxe Manado, pada Selasa (1/5) dini hari.
Enam anggota Polisi itu, yakni Briptu Hendra Jacob yang bertugas di Ditreskrimsus Subdit Cybercrime Polda Sulut, serta lima anggota Polres Minsel yang diduga melakukan perbuatan penodongan dengan senjata api dan pemukulan karyawan serta pengrusakan di Club Deluxe Manado.

“Jika ada oknum Polisi yang benar terbukti melakukan tindakan tidak terpuji, pasti akan diproses dengan tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegasnya saat dikonfirmasi via ponsel kemarin malam.
Hal senada disampaikan Kabid Humas Polda AKBP Denny Adare. “Kasus ini sudah ditangani Propam Polda dan akan dilihat bagaimana tindakan berikutnya,” ungkapnya.

Adare menjelaskan, sesuai atensi Kapolda, tidak ada anggota Polisi yang boleh masuk di tempat hiburan malam jika tidak bertugas. “Jika mereka terbukti tidak memiliki surat tugas, akan diproses sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan,” tegasnya.

Ia menambahkan, terkait kasus ini, tidak akan ada istilah pencabutan perkara. “Ini sedang berproses dengan pemeriksaan saksi-saksi, dan oknum yang terlibat akan diproses terus,” ujarnya.
Informasi dihimpun, dugaan penodongan dengan senjata api, pemukulan karyawan serta pengrusakan di klub yang berada di Hotel Sintesa Peninsula itu bermula pada Selasa (1/5) subuh, sekira pukul 03.15 Wita.
Saat itu Briptu Hendra Yacob yang bertugas di Direskrimsus Subdit Cybercrime Polda Sulut keluar dari klub Deluxe. Diduga dalam kondisi mabuk, ia hendak menuju mobilnya untuk pulang. Karena lama menunggu, lima temannya yang juga anggota polisi dan belakangan diketahui bertugas di Polres Minsel, keluar dengan keadaan mabuk dan menunggu di pintu keluar.

Karena posisi mereka menghalangi pengunjung lain yang keluar-masuk, karyawan Deluxe meminta mereka untuk pindah tempat. “Saat ditagih uang valet parkir, mereka kemudian memukul dan mengejar anggota valet tersebut,” ungkap salah seorang karyawan yang tidak mau namanya dikorankan. “Kemudian mereka menodongkan senjata api (Senpi) kepada semua karyawan lelaki yang bertugas malam itu dan melakukan pemukulan,” tambahnya.

Tidak puas dengan itu, para Polisi ‘nakal’ tersebut mengejar karyawan sampai ke lift hotel kemudian melakukan pengrusakan di dalam Deluxe. “Mereka memecahkan kaca bartender dan merusak beberapa kursi,” tuturnya.
Tak berapa lama, beberapa anggota Polsek Wenang datang untuk mengamankan keributan ini. Tapi saat coba melakukan pengamanan, enam oknum Polisi tersebut memberikan perlawanan.
“Kemudian datang Polisi yang berpakaian preman dan mengamankan mereka,” tutup para karyawan. Belakangan diketahui, yang mengamankan enam Polisi nakal tersebut adalah Polisi yang bertugas di Polda Sulut.
Sekira pukul 10.00 WITA, sekira 22 pegawai Deluxe datang ke Mapolda Sulut dengan menggunakan dua mobil Daihatsu Grand Max coklat DB 4987 AN dan DB 4010 QM serta Daihatsu Xenia hitam DB 4423 AK.

Sekira pukul 14.00 WITA, mereka kemudian meninggalkan Mapolda Sulut tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sekira pukul 15.00 WITA, Manager Deluxe Joshua yang mengenakan kaos obolong hitam dipadu dengan celana jeans hitam dan topi hitam mengatakan, laporan ini akan dicabut.
“Karena kami tidak mau terlalu banyak ribut. Karena soal tamu ribut itu biasa, karena kami menjual Miras,” tuturnya dan mengatakan kerugian sekira Rp5 juta. Informasi yang didapat, Propam Polda menemukan empat senjata tajam jenis samurai di salah satu mobil yang digunakan oleh enam polisi tersebut.

Oknum berpangkat komisaris.

Tindakan anarkis ini bermula dari keributan di area parkir saat bar akan ditutup. Sebuah mobil Toyota Fortuner putih bernomor polisi DB 3 QA menghalangi akses keluar mobil pengunjung lain. Rupanya mobil itu milik anggota Polda Sulut.
“Teman saya hanya minta untuk memindahkan, tapi malah dipukul,” ujar karyawan Club Deluxe Bar, Michael Taribuka, kepada detikcom, Rabu (2/5/2012).
Dia dan beberapa temannya yang berusaha melerai, juga ikutan jadi sasaran pemukulan hingga mereka melarikan diri ke dalam ruangan. Semua karyawan pria yang memakai seragam kemeja merah jadi sasaran pukul. Usai mengamuk, mereka meninggalkan lokasi dengan tiga mobil.
“Kami sempat melawan tapi mereka keluarkan pistol dan ditodongkan ke kepala, terpaksa kami lari,” tambahnya.
General Manager Club Deluxe Bar, Yosua Tongku, akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Wenang. Selanjutnya, karyawan yang jadi korban pemukulan divisum rumah sakit Bhayangkara Manado.
Kabid Humas Polda Sulut AKBP Pdt Denny Adare STh saat dikonfirmasi tak menampik kejadian itu. Katanya, Polsek Wenang sudah menyerahkan kasus ini ke Bidang Propam Polda Sulut.
“Sudah ditangani. Ini tindak pidana dan mereka sedang jalani pemeriksaan intensif,” tandas Adare, Rabu (2/5/2012) siang.
Katanya, apabila terbukti, proses hukum akan dijalani sesuai perbuatan mereka. Juga bukan tidak mungkin mereka akan menjalani sidang disiplin di Propam.
“Sanksinya bisa tidak naik pangkat bahkan bisa berujung ke pemecatan,” ungkap


Wah . . . wah . .  wah, ternyata kalo dah ngamuk dengan pegang senjata milik rakyat jadi tambah terkenal.
.

Semoga menambah pengetahuan dan bermanfaat azberita.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar