Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakapolri yang selama ini sulit diendus keberadannya dan susah untuk ditangkap karena kemungkinan dilindungi oleh orang penting. Tetapi kali ini berahirlah sudah perjalanan pelarian buronan Komisi Pemberantasan Korupsi langsung masuk mobil begitu turun dari pesawat yang membawanya dari Bangkok Thailand, Sabtu 10 Desember 2011. Seluruh rombongan mobil yang membawanya langsung ke KPK itu keluar melalui pintu kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Kata Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Reinhard Silitonga, yang ikut memantau kedatangan Nunun, Sabtu 10 Desember 2011, "Nunun keluar melalui pintu samping, bukan seperti biasa, sehingga tidak terekspose,". Sebelumnya, Nunun dijadwalkan keluar dari pintu terminal 2 E Bandara Soekarno Hatta. Namun, ia dialihkan melalui pintu kargo yang hanya bisa dilalui oleh petugas bea cukai. Akibatnya, sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan, tidak mendapatkan hasil. Bahkan, sejumlah penumpang yang ingin mengetahui proses tersebut pun tidak berhasil.
Istri mantan Wakil Kepala Kepolisian Negara RI (Wakapolri) Adang Daradjatun tersebut mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, sekira pukul 18.00 WIB menaiki pesawat Garuda (GA) 867.
Nunun Nurbaeti ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyelewengan cek perjalanan (travel check) dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom. Ia sempat melarikan diri ke sejumlah negara, dan ditangkap Kepolisian Bangkok pada Jumat pagi, 9 Desember 2011. Sumber Tempo mengatakan, Nunun ditangkap di salah satu rumah sewaan. Penangkapan kemudian disampaikan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tim KPK beranggotakan 11 orang kemudian menjemput Nunun. Dia diberangkatkan dari Thailand ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial sekitar pukul 15.00 waktu Bangkok (tidak ada perbedaan waktu dengan Jakarta).
Nunun menjadi buronan Interpol atas permintaan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Februari 2011 lalu. Nunun disangka menyogok untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia--dan akhirnya sukses. Ia diduga memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke seluruh politikus DPR di Senayan periode 1999-2004.
Selama pelarian, Nunun terlihat sehat. Dalam foto-foto yang bisa kita lihat dan peroleh dari banyak media masa, Nunun terlihat sedang berada di pusat perbelanjaan di Singapura dalam kondisi sehat sekali. PURA_PURA SAKIT ATAU SAKIT BETULAN INI.
.
Kata Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Reinhard Silitonga, yang ikut memantau kedatangan Nunun, Sabtu 10 Desember 2011, "Nunun keluar melalui pintu samping, bukan seperti biasa, sehingga tidak terekspose,". Sebelumnya, Nunun dijadwalkan keluar dari pintu terminal 2 E Bandara Soekarno Hatta. Namun, ia dialihkan melalui pintu kargo yang hanya bisa dilalui oleh petugas bea cukai. Akibatnya, sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan, tidak mendapatkan hasil. Bahkan, sejumlah penumpang yang ingin mengetahui proses tersebut pun tidak berhasil.
Istri mantan Wakil Kepala Kepolisian Negara RI (Wakapolri) Adang Daradjatun tersebut mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, sekira pukul 18.00 WIB menaiki pesawat Garuda (GA) 867.
Nunun Nurbaeti ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyelewengan cek perjalanan (travel check) dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom. Ia sempat melarikan diri ke sejumlah negara, dan ditangkap Kepolisian Bangkok pada Jumat pagi, 9 Desember 2011. Sumber Tempo mengatakan, Nunun ditangkap di salah satu rumah sewaan. Penangkapan kemudian disampaikan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tim KPK beranggotakan 11 orang kemudian menjemput Nunun. Dia diberangkatkan dari Thailand ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial sekitar pukul 15.00 waktu Bangkok (tidak ada perbedaan waktu dengan Jakarta).
Nunun menjadi buronan Interpol atas permintaan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Februari 2011 lalu. Nunun disangka menyogok untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia--dan akhirnya sukses. Ia diduga memberikan cek pelawat sebanyak 480 lembar senilai Rp 24 miliar ke seluruh politikus DPR di Senayan periode 1999-2004.
Selama pelarian, Nunun terlihat sehat. Dalam foto-foto yang bisa kita lihat dan peroleh dari banyak media masa, Nunun terlihat sedang berada di pusat perbelanjaan di Singapura dalam kondisi sehat sekali. PURA_PURA SAKIT ATAU SAKIT BETULAN INI.
.
0 komentar:
Posting Komentar