Banyak wanita melakukan operasi bibir kelamin atau operasi bibir Miss V untuk mempercantik bentuknya. Labiaplasty atau operasi mempercantik bentuk bibir Miss V kerap
dipercaya dapat meningkatkan gairah bercinta. Di Indonesia, labiaplasty
masih menjadi pembicaraan yang tabu. Banyak kontroversi yang menyatakan
bahwa hal ini adalah akibat dari suatu tindakan eksploitasi wanita.
Namun tidak demikian di Inggris. Banyak rumah sakit di sana menyatakan bahwa pasien labiaplasty meningkat sebanyak lima kali lipat. Bahkan menurut konsultan ginekolog Dr. Sarah Creighton, ada beberapa pasien yang masih berusia 11 tahun telah melakukannya.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi ini lebih dari Rp 42 juta. Harganya yang cukup mahal tidak mengurungkan niat wanita-wanita di Inggris untuk melakukannya. Data yang dimiliki National Health System (NHS) menyebutkan bahwa mereka telah melakukan prosedur operasi kepada lebih dari 2.000 wanita di Inggris tahun lalu, seperti dikutip dari Dailymail.
Meskipun demikian, tidak semua wanita bisa melakukan labiaplasty. Mereka yang ingin menjalani operasi harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku. Seperti NHS yang memberikan syarat bahwa wanita yang merasa nyeri selama melakukan hubungan seksual, ketidaknyamanan berpakaian karena sering lecet, atau gangguan hormonal setelah melahirkan yang dapat memperbesar dan merusak bentuk bibir vagina.
Bagi yang tidak memiliki alasan-alasan fisik di atas namun merasa depresi dan stres yang berkepanjangan. Karena hal tersebut dapat mengunjungi psikolog dan meminta rujukan untuk melakukan labiaplasty untuk menyembuhkan rasa depresi dan stres.
Sebuah penelitian amal bahkan merilis sebuah film animasi yang menjelaskan alasan-alasan mengapa banyak wanita di Inggris ingin melakukan operasi pada bagian genitalnya ini. Film animasi berjudul 'Wellcome Trust’s Centrefold Projectter' ini fokus pada tiga wanita yang telah menjalani labiaplasty dan mengapa ketiga wanita tersebut mau berada di meja operasi.
Wanita pertama yang diwawancarai mengaku bahwa dia merasa tidak percaya diri karena bentuk labianya yang memanjang, wanita kedua takut kehilangan suaminya karena bentuk labianya yang besar tidak seperti wanita pada umumnya. Sementara wanita ketiga merasa bentuk labianya sangat menjijikkan karena bukan hanya memanjang tetapi juga menghitam dan berkeriput.
Walaupun ada efek negatif yang dirasakan setelah menjalankan operasi. Dengan ketiga alasan yang berbeda dan terdengar menyakinkan inilah yang membuat mereka mantap untuk melakukan labiaplasty.
.
Namun tidak demikian di Inggris. Banyak rumah sakit di sana menyatakan bahwa pasien labiaplasty meningkat sebanyak lima kali lipat. Bahkan menurut konsultan ginekolog Dr. Sarah Creighton, ada beberapa pasien yang masih berusia 11 tahun telah melakukannya.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan operasi ini lebih dari Rp 42 juta. Harganya yang cukup mahal tidak mengurungkan niat wanita-wanita di Inggris untuk melakukannya. Data yang dimiliki National Health System (NHS) menyebutkan bahwa mereka telah melakukan prosedur operasi kepada lebih dari 2.000 wanita di Inggris tahun lalu, seperti dikutip dari Dailymail.
Meskipun demikian, tidak semua wanita bisa melakukan labiaplasty. Mereka yang ingin menjalani operasi harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku. Seperti NHS yang memberikan syarat bahwa wanita yang merasa nyeri selama melakukan hubungan seksual, ketidaknyamanan berpakaian karena sering lecet, atau gangguan hormonal setelah melahirkan yang dapat memperbesar dan merusak bentuk bibir vagina.
Bagi yang tidak memiliki alasan-alasan fisik di atas namun merasa depresi dan stres yang berkepanjangan. Karena hal tersebut dapat mengunjungi psikolog dan meminta rujukan untuk melakukan labiaplasty untuk menyembuhkan rasa depresi dan stres.
Sebuah penelitian amal bahkan merilis sebuah film animasi yang menjelaskan alasan-alasan mengapa banyak wanita di Inggris ingin melakukan operasi pada bagian genitalnya ini. Film animasi berjudul 'Wellcome Trust’s Centrefold Projectter' ini fokus pada tiga wanita yang telah menjalani labiaplasty dan mengapa ketiga wanita tersebut mau berada di meja operasi.
Wanita pertama yang diwawancarai mengaku bahwa dia merasa tidak percaya diri karena bentuk labianya yang memanjang, wanita kedua takut kehilangan suaminya karena bentuk labianya yang besar tidak seperti wanita pada umumnya. Sementara wanita ketiga merasa bentuk labianya sangat menjijikkan karena bukan hanya memanjang tetapi juga menghitam dan berkeriput.
Walaupun ada efek negatif yang dirasakan setelah menjalankan operasi. Dengan ketiga alasan yang berbeda dan terdengar menyakinkan inilah yang membuat mereka mantap untuk melakukan labiaplasty.
.
0 komentar:
Posting Komentar