Perikahan beda usia tak dipungkiri menyisakan permasalahan tersendiri. Pasangan suami istri yang menikah beda usia dalam menjalaninya pun diminta untuk waspada mengatasi serangan tersebut. Hati hatilah bagi pasangan menikah beda usiadalam menjalani kehidupan cinta, harus penuh kesabaran, saling pengertian, saling keterbukaan dan rasa percaya yang tinggi.
Meski usia tak menjamin kedewasaan seseorang, namun perbedaan usia antara kedua insan yang menjalani pernikahan dapat mencuatkan konflik. Hal itulah yang dikhawatirkan ketika perbedaan usia yang ada terlalu terjal, di mana berada di atas 10 tahun seperti terjadi pada pasangan Ki Daus dan Dewi yang terpaut 33 tahun.
Hal ini mungkin lumrah terjadi di luar sana karena realitanya banyak pula masyarakat biasa yang menjalani pernikahan beda usia. Namun satu hal yang perlu disadari yakni adanya ancaman masalah yang bisa jadi timbul ke permukaan seiring perjalanan waktu.
Psikolog Efnie Indrianie dari Universitas Maranatha, Bandung mengatakan, bahwa ada beberapa permasalahan yang mungkin dialami pasangan beda usia.
“Salah satunya yang paling signifikan adalah perbedaan kematangan dalam berpikir, di mana yang muda berpikir short term dan yang lebih tua berpikir long term,” ujarnya.
Di luar permasalah krusial tersebut, Efnie melanjutkan bahwa masalah berikutnya yang mungkin mengancam adalah adanya perbedaan kebiasaan.
“Kebiasaan yang lebih muda masih rentan dengan kebersamaan, mengeksplore diri dan lebih senang bersama dengan teman-teman untuk menjalani sejumlah aktivitas, sementara yang lebih tua orientasinya lebih pada diri sendiri dan keluarga. Perbedaan inilah yang kadang-kadang tidak bisa disesuaikan satu sama lain dan ini akan menimbulkan jarak yang cukup signifikan. Pasalnya, istri masih suka main dan suami merasa sudah cukup karena telah melewati fase tersebut,” sambungnya.
Efnie menegaskan, semua hal tersebut dapat menjadi pemicu pertengkaran mengingat tiap fase permasalahan tersebut memiliki satu signifikasi ciri tertentu.
“Inilah yang membuat kalau pasangan, misalnya tidak saling memahami dan tidak memersiapkannya sebaik mungkin sejak pranikah yang nantinya bisa memicu problem di kemudian hari,” tandasnya.
.
Meski usia tak menjamin kedewasaan seseorang, namun perbedaan usia antara kedua insan yang menjalani pernikahan dapat mencuatkan konflik. Hal itulah yang dikhawatirkan ketika perbedaan usia yang ada terlalu terjal, di mana berada di atas 10 tahun seperti terjadi pada pasangan Ki Daus dan Dewi yang terpaut 33 tahun.
Hal ini mungkin lumrah terjadi di luar sana karena realitanya banyak pula masyarakat biasa yang menjalani pernikahan beda usia. Namun satu hal yang perlu disadari yakni adanya ancaman masalah yang bisa jadi timbul ke permukaan seiring perjalanan waktu.
Psikolog Efnie Indrianie dari Universitas Maranatha, Bandung mengatakan, bahwa ada beberapa permasalahan yang mungkin dialami pasangan beda usia.
“Salah satunya yang paling signifikan adalah perbedaan kematangan dalam berpikir, di mana yang muda berpikir short term dan yang lebih tua berpikir long term,” ujarnya.
Di luar permasalah krusial tersebut, Efnie melanjutkan bahwa masalah berikutnya yang mungkin mengancam adalah adanya perbedaan kebiasaan.
“Kebiasaan yang lebih muda masih rentan dengan kebersamaan, mengeksplore diri dan lebih senang bersama dengan teman-teman untuk menjalani sejumlah aktivitas, sementara yang lebih tua orientasinya lebih pada diri sendiri dan keluarga. Perbedaan inilah yang kadang-kadang tidak bisa disesuaikan satu sama lain dan ini akan menimbulkan jarak yang cukup signifikan. Pasalnya, istri masih suka main dan suami merasa sudah cukup karena telah melewati fase tersebut,” sambungnya.
Efnie menegaskan, semua hal tersebut dapat menjadi pemicu pertengkaran mengingat tiap fase permasalahan tersebut memiliki satu signifikasi ciri tertentu.
“Inilah yang membuat kalau pasangan, misalnya tidak saling memahami dan tidak memersiapkannya sebaik mungkin sejak pranikah yang nantinya bisa memicu problem di kemudian hari,” tandasnya.
.
0 komentar:
Posting Komentar