Pasangan yang sudah menikah selama 72 tahun ini meninggal dengan bergandengan tangan. Keduanya menghembuskan nafas terakhir di sebuah rumah sakit di AS setelah mengalami kecelakaan. Janji sehidup semati yang sering diucapkan kebanyakan orang sedang jatuh cinta tidaklah benar kenyataannya. coba jika yang satu mati, apakah pasangannya juga mau mati ? Paling paling malah merasa kebetulan untuk mencari yang baru. (terlalu memang).
Ini benar benar kisah nyata yang sangat menarik bagi anda yang sudah punya pasangan menikah atau yang belum menikah. Dengan janjinya yang sehidup semati berdua, susah senang bersama sama, makan sepiring berdua atau sepayung berdua dan gombalan lain yang mudah untuk diucapkan.
Seperti dikutip dari ABC News, Gordon Yeager (94 tahun) dan istrinya Norma (90 tahun) meninggalkan rumahnya di sebuah kota kecil bernama State Center, Iowa, Rabu (19/10/2011). Mereka berencana pergi ke pusat kota Iowa.
Tapi keduanya tidak pernah sampai ke Iowa. Kecelakaan mobil membuat pasangan itu masuk ruang gawat darurat rumah sakit. Keduanya mengalami patah tulang dan sejumlah luka-luka.
Menurut anak pasangan itu, Donna Sheets (71 tahun), saat sudah berada di rumah sakit, ayah dan ibunya tetap saling peduli. "Dia (Norma) bilang dadanya sakit dan dia bertanya bagaimana dengan ayah," ujar putra mereka, Dennis Yeager (52 tahun). "Sedangkan ayah merasa punggungnya sakit dan dia juga bertanya bagaimana ibu kami," tambahnya.
Ketika pihak rumah sakit menginformasikan kondisi pasangan itu tidak juga lebih baik, mereka akhirnya ditaruh dalam satu ruangan. Di ruangan tersebut, mereka berbaring di tempat tidur yang berdampingan dan keduanya pun bergandengan tangan.
"Mereka bergandengan tangan. Ayah dengan tangan kanannya dan ibu tangan kiri," kisah Sheets.
Gordon Yeager menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 15.38. Saat itu dia sudah tidak bernapas. Namun keluarga terkejut saat melihat layar monitor jantung.
"Kami melihat ke monitor kalau jantungnya masih berdetak. Perawat mengatakan ayah mengambil detak jantung ibu melalui tangan ibu," tutur Sheets.
"Kami berpikir, Ya Tuhan, jantung ibu masih berdetak melalui ayah," tambah Yeager.
Satu jam kemudian, Norma Yeager meninggal, menyusul sang suami. "Ayah selalu bilang seorang wanita layak ditunggu. Ayah menunggu satu jam dan menahan pintu untuknya," tutur Dennis lagi.
Pasangan yang setia sampai akhir hayat itu menikah pada 1939 di hari Norma Yeager lulus dari SMA. Sepanjang hidup, mereka terus bersama-sama. Keduanya selalu berpergian bersama.
"Mereka selalu melakukan semuanya bersama-sama. Mereka tidak pernah terpisahkan, benar-benar tidak pernah," ungkap Sheets.
Kisah ini sangatlah baik untuk dituru oleh semua pasangan rumah tangga dalam hidupnya, yaitu kesetiaan yang dimilikinya. Tetapi tidaklah keharusan jika pasangan anda meninggal dunia atau di panggil yang maha kuasa nada juga harus menyusulnya. Tetapi selalu dan selalu bersama dengan pasangan dalam kondisi apapun.
.
Ini benar benar kisah nyata yang sangat menarik bagi anda yang sudah punya pasangan menikah atau yang belum menikah. Dengan janjinya yang sehidup semati berdua, susah senang bersama sama, makan sepiring berdua atau sepayung berdua dan gombalan lain yang mudah untuk diucapkan.
Seperti dikutip dari ABC News, Gordon Yeager (94 tahun) dan istrinya Norma (90 tahun) meninggalkan rumahnya di sebuah kota kecil bernama State Center, Iowa, Rabu (19/10/2011). Mereka berencana pergi ke pusat kota Iowa.
Tapi keduanya tidak pernah sampai ke Iowa. Kecelakaan mobil membuat pasangan itu masuk ruang gawat darurat rumah sakit. Keduanya mengalami patah tulang dan sejumlah luka-luka.
Menurut anak pasangan itu, Donna Sheets (71 tahun), saat sudah berada di rumah sakit, ayah dan ibunya tetap saling peduli. "Dia (Norma) bilang dadanya sakit dan dia bertanya bagaimana dengan ayah," ujar putra mereka, Dennis Yeager (52 tahun). "Sedangkan ayah merasa punggungnya sakit dan dia juga bertanya bagaimana ibu kami," tambahnya.
Ketika pihak rumah sakit menginformasikan kondisi pasangan itu tidak juga lebih baik, mereka akhirnya ditaruh dalam satu ruangan. Di ruangan tersebut, mereka berbaring di tempat tidur yang berdampingan dan keduanya pun bergandengan tangan.
"Mereka bergandengan tangan. Ayah dengan tangan kanannya dan ibu tangan kiri," kisah Sheets.
Gordon Yeager menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 15.38. Saat itu dia sudah tidak bernapas. Namun keluarga terkejut saat melihat layar monitor jantung.
"Kami melihat ke monitor kalau jantungnya masih berdetak. Perawat mengatakan ayah mengambil detak jantung ibu melalui tangan ibu," tutur Sheets.
"Kami berpikir, Ya Tuhan, jantung ibu masih berdetak melalui ayah," tambah Yeager.
Satu jam kemudian, Norma Yeager meninggal, menyusul sang suami. "Ayah selalu bilang seorang wanita layak ditunggu. Ayah menunggu satu jam dan menahan pintu untuknya," tutur Dennis lagi.
Pasangan yang setia sampai akhir hayat itu menikah pada 1939 di hari Norma Yeager lulus dari SMA. Sepanjang hidup, mereka terus bersama-sama. Keduanya selalu berpergian bersama.
"Mereka selalu melakukan semuanya bersama-sama. Mereka tidak pernah terpisahkan, benar-benar tidak pernah," ungkap Sheets.
Kisah ini sangatlah baik untuk dituru oleh semua pasangan rumah tangga dalam hidupnya, yaitu kesetiaan yang dimilikinya. Tetapi tidaklah keharusan jika pasangan anda meninggal dunia atau di panggil yang maha kuasa nada juga harus menyusulnya. Tetapi selalu dan selalu bersama dengan pasangan dalam kondisi apapun.
.
0 komentar:
Posting Komentar