Wanita seringkali dikritik akibat kebiasaan mereka mengeluh tak memiliki baju yang pas untuk dikenakan. Namun, pada kenyataannya mereka memiliki koleksi pakaian yang menumpuk di lemari, namun tak lagi bisa dipakai.
Koleksi tersebut pada kenyataannya sangat membingungkan, karena mau di buang atau dikasih ke teman atau orang lain yang paing dekat dirasa masih sayang, dengan impian suatu saat akan masih dikenakan lagi.
Bisa juga pakaian yang mempunyai kenangan tersendiri dan sangat berarti, misalnya pakaian di kasih atau hadiah dari calon suami tercinta. Bisa juga oleh oleh dari teman yang sepualang jalan jalan di luar negeri.
Sebuah survei baru di Inggris menemukan bahwa delapan dari 10 wanita menimbun pakaian yang tak pernah mereka gunakan. Dua dari tiga wanita ini mengaku tetap menyimpan pakaian yang tak lagi muat itu karena berharap suatu hari masih dapat memakainya kembali.
Seperempat dari wanita mengakui mereka mengalami perubahan berat yang bervariasi selama hidup. Satu dari 12 wanita mengakui memiliki empat ukuran pakaian sepanjang kehidupan dewasa mereka.
Beberapa item yang sulit dibuang wanita dari lemari pakaian adalah jins (36 persen), pakaian untuk acara khusus (36 persen), atasan (28 persen) dan rok (23 persen).
Di antara wanita yang tak membuang baju tak terpakai, empat dari 10 di antaranya berharap dapat memakainya lagi suatu saat nanti. Satu dari empat wanita mengatakan harga baju mahal, hingga sulit membuangnya.
Sedangkan satu dari delapan wanita sengaja membeli pakaian dengan ukuran yang lebih kecil dengan harapan setelah sukses melangsingkan tubuh, pakaian tersebut akan muat mereka pakai. Satu dari 10 wanita bahkan kukuh menyimpan baju-baju tak terpakai dengan alasan pakaian itu memiliki kenangan indah di masa lalu
Survei yang dilakukan sebagai bagian amal "Donasi Pakaian Demi Kebaikan" ini merupakan kerjasama dengan lembaga penelitian kanker di Inggris, TK MAxx. Badan amal itu mengatakan, ketimbang pakaian menyesaki lemari lebih baik menyumbangkannya demi kepentingan amal.
"Anda akan membuat sebuah perbedaan besar dengan menyumbangkan pakaian untuk pengobatan kanker," demikian bunyi imbauan TK Maxx.
.
Koleksi tersebut pada kenyataannya sangat membingungkan, karena mau di buang atau dikasih ke teman atau orang lain yang paing dekat dirasa masih sayang, dengan impian suatu saat akan masih dikenakan lagi.
Bisa juga pakaian yang mempunyai kenangan tersendiri dan sangat berarti, misalnya pakaian di kasih atau hadiah dari calon suami tercinta. Bisa juga oleh oleh dari teman yang sepualang jalan jalan di luar negeri.
Sebuah survei baru di Inggris menemukan bahwa delapan dari 10 wanita menimbun pakaian yang tak pernah mereka gunakan. Dua dari tiga wanita ini mengaku tetap menyimpan pakaian yang tak lagi muat itu karena berharap suatu hari masih dapat memakainya kembali.
Seperempat dari wanita mengakui mereka mengalami perubahan berat yang bervariasi selama hidup. Satu dari 12 wanita mengakui memiliki empat ukuran pakaian sepanjang kehidupan dewasa mereka.
Beberapa item yang sulit dibuang wanita dari lemari pakaian adalah jins (36 persen), pakaian untuk acara khusus (36 persen), atasan (28 persen) dan rok (23 persen).
Di antara wanita yang tak membuang baju tak terpakai, empat dari 10 di antaranya berharap dapat memakainya lagi suatu saat nanti. Satu dari empat wanita mengatakan harga baju mahal, hingga sulit membuangnya.
Sedangkan satu dari delapan wanita sengaja membeli pakaian dengan ukuran yang lebih kecil dengan harapan setelah sukses melangsingkan tubuh, pakaian tersebut akan muat mereka pakai. Satu dari 10 wanita bahkan kukuh menyimpan baju-baju tak terpakai dengan alasan pakaian itu memiliki kenangan indah di masa lalu
Survei yang dilakukan sebagai bagian amal "Donasi Pakaian Demi Kebaikan" ini merupakan kerjasama dengan lembaga penelitian kanker di Inggris, TK MAxx. Badan amal itu mengatakan, ketimbang pakaian menyesaki lemari lebih baik menyumbangkannya demi kepentingan amal.
"Anda akan membuat sebuah perbedaan besar dengan menyumbangkan pakaian untuk pengobatan kanker," demikian bunyi imbauan TK Maxx.
.
0 komentar:
Posting Komentar