24/03/12

Jika Suami Anda Anak Mama, Maka

Pasca menikah, Anda baru tahu kalau suami Anda ternyata 'anak mama'. Hal ini bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga dan peran Anda sebagai istri. Apa yang harus dilakukan?

Pernahkah Anda menyiapkan makan malam spesial untuk sang suami, namun ia mendadak makan di rumah sang ibu. Atau ketika Anda merencanakan liburan romantis, tiba-tiba ia mengajak serta ibunya. Hal-hal sepele yang rasanya sebenarnya bisa dilakukan oleh Anda sang istri, ia justru lebih memilih pulang ke pangkuan ibunya.

Tentu saja hal ini lumrah. Semua anak harus berbakti kepada orangtua dan menyayangi mereka tanpa pamrih. Namun jika seorang pria sudah berani memulai kehidupan rumah tangga sendiri, ada batasan yang harus dibentuk dengan orangtuanya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Jika Anda telah dipilihnya sebagai pasangan hidup namun prioritas hanya berputar kepada sang ibu, apa yang harus dilakukan? Dikutip dari lifescript, berikut tips untuk menghadapi kendala memiliki suami yang ternyata masih 'anak mama'.

1. Tetapkan Kunjungan Rutin
Bedakan waktu kunjungan ke rumah orangtua dengan waktu pribadi untuk Anda berdua. Jika setiap momen hanya digunakan untuk mengunjungi sang mama, minta dia untuk membagi waktu khusus berdua. Aturan untuk memperkuat rumah tangga, adalah memiliki momen pribadi berdua, antara Anda dan suami.

2. Berkorban Sedikit
Bagian dari kehidupan pernikahan adalah meluangkan waktu bersama keluarga pasangan. Jika suami Anda terlihat bahagia bisa makan di rumah ibunya, temanilah dan jangan mengeluh.

Membuat suami bahagia berarti membuat ibu mertua bahagia. Anda boleh berkorban tiap malam saat ia memilih hanya makan masakan ibunya, tapi pikirkan pengorbanan lain darinya untuk diri Anda, seperti memikirkan liburan bersama Anda, atau membantu mengurus anak ketika Anda sibuk bersama teman-teman.

3. Jangan Terlalu Banyak Berkomentar
Meskipun ada banyak kejelekan dari mertua yang menyulitkan dan tidak bisa ditahan, jangan ungkapkan kejelekan tersebut di depan sang suami. Ia akan menjadi defensif terhadap Anda dan meskipun Anda benar, ia tidak akan mengakuinya. Jadi, balikkan skenarionya. Apakah Anda mau keluarga Anda dijelek-jelekkan oleh sang suami? Tentu saja tidak. Cukup curhat dengan sahabat terdekat yang bisa dipercaya.

4. Jangan Bersaing
Anda bisa saja tidak menyukai ibu mertua, tapi jika suami Anda memihak padanya, berarti masalah ada di suami Anda. Anda adalah istrinya, tidak mempedulikan perasaan Anda tidak boleh terjadi. Jika Anda penting di mata suami, ia akan membatasi hal-hal tertentu dengan ibunya dan tetap mendengarkan opini Anda. Jika Anda tetap menjadi prioritas kedua, Anda sakit hati namun ia tidak peduli, pertimbangkan lagi seberapa dalam sebenarnya hubungan Anda dan suami.

5. Ibu Mertua yang Usil
Ada tipe mertua yang usil. Ia senang mengolok-olok betapa gemuknya Anda atau selera Anda berpakaian, bahkan mengkritik cara Anda mengurus rumah tangga. Hal ini biasanya terjadi karena olokan tersebut adalah cerminan dirinya sendiri. Cara mengatasinya? Jangan ambil pusing. Terima saja komentarnya dan biarkan bagai angin lalu. Cara tersebut adalah yang terbaik untuk menghindari konflik dan menyampaikan secara tidak langsung bahwa Anda baik-baik saja. Mertua Anda terus mengolok Anda dan tidak berubah menjadi lebih baik? Terlihat jelas bukan, siapa yang berlaku sepantasnya?

6. Tidak Perlu Menolak Nasehat
Anda tidak keberatan sang mertua mengatur detail pernikahan Anda, perabotan rumah yang harus dipilih, hingga cara berpakaian. Jika hidup Anda sudah terlampau diatur, jangan langsung bereaksi negatif. Lakukan tiga langkah ini; menerima nasehatnya, lalu katakan apa yang akan Anda lakukan, dan tetap berterima kasih atas nasehatnya. Tetap sopan dan sampaikan dengan baik apa yang akan Anda lakukan.

.

Semoga menambah pengetahuan dan bermanfaat azberita.blogspot.com

1 komentar:

Posting Komentar