Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan tentunya bukan hanya dilihat apakah seorang wanita sudah menstruasi atau belum, tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh.
Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang melakukan hubungan seks pada usia remaja, paling rawan terkena kanker serviks bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks seorang wanita. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar dan paparan sperma, termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma.
Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel dapat selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.
Kanker mulut rahim ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak lazim (abnormal). Sebelum menjadi sel-sel kanker terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium awal, kanker ini cenderung tidak terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium 1, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru menginjak stadium 1A-3B terdapat keluhan. Salah satu tanda signifikan adalah keluar darah sewaktu berhubungan seks, sedangkan pada stadium 4B, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak dan paru-paru.
Berikut ini tips agar terhindar dari kanker mulut rahim (serviks) :
.
Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang melakukan hubungan seks pada usia remaja, paling rawan terkena kanker serviks bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks seorang wanita. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar dan paparan sperma, termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma.
Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel dapat selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.
Kanker mulut rahim ditandai dengan tumbuhnya sel-sel pada mulut rahim yang tidak lazim (abnormal). Sebelum menjadi sel-sel kanker terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium awal, kanker ini cenderung tidak terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium 1, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Baru menginjak stadium 1A-3B terdapat keluhan. Salah satu tanda signifikan adalah keluar darah sewaktu berhubungan seks, sedangkan pada stadium 4B, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak dan paru-paru.
Berikut ini tips agar terhindar dari kanker mulut rahim (serviks) :
- Melakukan pemeriksaan secara teratur. Apabila Anda wanita dewasa yang melakukan hubungan seks secara teratur, laukan pap smear test setiap dua tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.
- Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter bila ada gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.
- Hindari merokok. Wanita sebaiknya tidak merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok terkena kanker mulut rahim adalah 4 - 13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel apitel sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.
- Hindarkan antiseptik. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodorant secara berlebihan karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. Ketika membilas vagina, gunakanlah air matang.
.
0 komentar:
Posting Komentar