Alangkah baiknya jika putra putri Anda di bekali dengan makanan sehat saat berangkat ke sekolah agar tidak teracuni oleh zat-zat kimia berbahaya dari jajanan tak sehat yang ada di sekolah. Karena banyak seklai zat kimia yang terdapat dalam jajanan sekolah yang dikonsumsi.
Berdasarkan data dari pemantauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Kementerian Pendidikan Nasional dan Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap kantin sekolah, ditemukan hanya 0,9 persen kantin sehat dari total 178.240 sekolah.
"Kalau 0,9 persen yang sehat, berarti sisanya merupakan jajanan tidak sehat dan berbahaya," jelas Ir Chandra Irawan MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analisis Bogor, dalam acara Temu Media Yupi Mendukung Gerakan Menuju Pangan Jajanan Sehat Anak Sekolah di Tartine Cafe, fX Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Menurut Ir Chandra, saat ini banyak produk olahan pangan yang dijual di pasar, terutama di sekolah-sekolah, tanpa melalui proses uji keamanan pangan yang layak.
Hal ini tidak saja berbahaya bagi tubuh, bahkan bisa melanggar hak seseorang untuk mendapatkan jaminan akan keamanan pangan yang layak dan sesuai dengan ketentuan BPOM.
"Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang diolah (zat aditif)," jelas Ir Chandra.
Ir Chandra menjelaskan, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap rasa. Tapi kebanyakan yang digunakan oleh produsen 'nakal' bukanlah pewarna untuk makanan.
"Anak-anak kan sukanya makanan dengan warna terang. Dan ternyata warna yang terang ini justru bukan pewarna makanan, tapi pewarna pakaian," jelas Ir Chandra.
Berikut beberapa zat kimia berbahaya yang sering ditemuka pada jajanan anak sekolah:
Para orangtua harus selalu waspada dan sebaiknya bekali anak-anak dengan makanan yang sehat kalau berangkat sekolah. Walaupun anak tidak mau atau terlalu sibuk untuk mempersiapkan bekal, hal ini harus diutamakan demi menghindari Zat Kimia pada Jajanan di Sekolah
Berdasarkan data dari pemantauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Kementerian Pendidikan Nasional dan Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap kantin sekolah, ditemukan hanya 0,9 persen kantin sehat dari total 178.240 sekolah.
"Kalau 0,9 persen yang sehat, berarti sisanya merupakan jajanan tidak sehat dan berbahaya," jelas Ir Chandra Irawan MSi, pakar kimia pangan dan gizi dari Akademi Kimia Analisis Bogor, dalam acara Temu Media Yupi Mendukung Gerakan Menuju Pangan Jajanan Sehat Anak Sekolah di Tartine Cafe, fX Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Menurut Ir Chandra, saat ini banyak produk olahan pangan yang dijual di pasar, terutama di sekolah-sekolah, tanpa melalui proses uji keamanan pangan yang layak.
Hal ini tidak saja berbahaya bagi tubuh, bahkan bisa melanggar hak seseorang untuk mendapatkan jaminan akan keamanan pangan yang layak dan sesuai dengan ketentuan BPOM.
"Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang diolah (zat aditif)," jelas Ir Chandra.
Ir Chandra menjelaskan, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap rasa. Tapi kebanyakan yang digunakan oleh produsen 'nakal' bukanlah pewarna untuk makanan.
"Anak-anak kan sukanya makanan dengan warna terang. Dan ternyata warna yang terang ini justru bukan pewarna makanan, tapi pewarna pakaian," jelas Ir Chandra.
Berikut beberapa zat kimia berbahaya yang sering ditemuka pada jajanan anak sekolah:
- Siklamat (pemanis buatan)
- Sakarin (pemanis buatan)
- Nitrosamin (aroma khas pada sosis, keju, kornet, ham dan dendeng)
- MSG (penyedap rasa)
- Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas)
- Metanil Yellow (pewarna tekstil dan cat)
- Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan)
- Boraks (pengawet non makanan dan pestisida)
- Natamysin (pengawet)
- Kalium asetat (pengawet)
- Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Para orangtua harus selalu waspada dan sebaiknya bekali anak-anak dengan makanan yang sehat kalau berangkat sekolah. Walaupun anak tidak mau atau terlalu sibuk untuk mempersiapkan bekal, hal ini harus diutamakan demi menghindari Zat Kimia pada Jajanan di Sekolah
0 komentar:
Posting Komentar